Ia takut lengah, maka Aura mendadak hilang dari hadapan.
Padahal mereka tengah makan di McD.
Hadap-hadapan, posisi duduk yang sama..
Persis 4 bulan lalu..
-----
"Mep.. Mep.. Gue kirain lu becanda bawa gue kemari", Aura masih terpingkal-pingkal menyadari ke-nekat-an Mep.
Siapa mengira, seorang Mep yang hanya hitungan jari pernah ngajak Aura 'ngojek'. Sudah berani ngajak makan berdua. Sahur pula!
"He..he.. ", Mep ketawa setengah gemetar, setengahnya lagi gugup.
"Iya Mep, gue kirain bareng anak-anak. Bareng Wina juga.
Sahur bareng. Huahaha.., acara yang aneh"
"He..he.. ", Mep malah semakin gugup. Gak tau harus jawab apa.
Dan, mata Aura menangkap rokok di tangan Mep bergetar hebat.
Dia jadi ikutan gugup dan..blush..malu!.
-----
"Hei! bengong!", Aura mengibas-ibas arah pandang Mep.
Mep tersenyum, ia mengambil satu kentang dan menyodorkan ke mulut Aura.
"Kenyang, gembul?"
"Aaaa...Meeep"
Khas.. Manja khas Aura.
That's another reason i'm gonna miss her..
-----
Oke.. Ini saatnya.
"Ra..
Tuhan, Aku gak mau kehilangan kesempatan
Kalau aku..
Tuhan, kuatkan aku
Kalau aku sayang kamu..
Great!
Gimana?.."
Yes!.. ups.. Damn! Kenapa ada kata 'kalau'..Aaarrgh..
-----
Kamera HP mengikuti gerak Aura. Zoom in.. Zoom out.
Tidak perduli latar belakang yang itu-itu saja. Gambar Aura dan celotehnya harus mampu direkam lama!.
"Apaan sih Mep!. Heh jelek, lagi makan tuh ya makaaan..",
lagi-lagi Aura cemberut, cerewet, dan mengata-ngatai Mep jelek.
But.. I know She loves me
"Cerewet!.. tapi cantik", Mep protes sambil tetap mencoba memotret Aura.
Aura menjulurkan lidah.
Klik!
-----
Hidangan Panas-nya McD plus susu telah habis.
Gue gak mungkin pura-pura makan tisue atau baki.
Do I have to answer, now? Rrr..
"Bisa diarti-in sendiri kan.."
"hah?", Mep bingung. Selain belum berpengalaman, jawaban ini gak ada di daftar 'Arti jawaban cewek pas nolak cowok'.
Berarti.. diterima?. Atau, jangan-jangan daftar ini belum direvisi.
Kalo gitu.. Hahhh..
Well.., Mep terus mendesak Aura untuk menjawab secara hitam-putih. Pliss, ini sahur, jam 4 pagi.
"Bisa kan Mep, yaa.. kenapa coba gue mau diajak kemari", Aura tersenyum misterius.
Kenapa coba?. Huaaaaaaa. Apa yang begini ini cara ngerti-in cewek?
-----
Selesai sudah. Hampir jam 10 malam.
Waktunya berangkat pulang.
Motor melewati jalan Dipatiukur, pelan.
"Mep, aku senang sekali kamu diterima di Newmont.."
Mep menelan ludah, pahit. Ia Mengelus-elus tangan Aura yang melingkar dipinggangnya.
Aura, aku pasti kangen kamu..
Mep berusaha keras menahan air mata. Ia mencoba mengingat hal-hal indah yang lain. Gagal, selalu saja kembali di saat ia bersama Aura.
Aura mempererat pelukannya. Diam-diam, ia nangis di punggung lelaki itu.
-----
Hampir sampai.
Menjelang belokan ke arah kosan Aura.
"Ra.. jadi gimana?..", Mep pasrah. Mental untuk suatu jawaban-penolakan malah lebih siap dari sebelumnya.
"Mmm.. yaa", suara gadis berjaket coklat itu hampir berbisik.
"jadi?..", Come on, Raa.. Jantung Mep berdegup kencang.
"Gue mau jadi pacar lo.."
Yes!
-----
Aura berdiri manis di depan gerbang kosan.
"Aku sayang kamu, Mep"
Mep melihat Aura mengecek arloji. Agak lama..
Sesungguhnya gadis itu sedang menghitung waktu. Besok pagi, Mep terbang ke Mataram.
"..Kerja yang rajin ya sayang.."
Sekarang, Mep bahkan tak sanggup menoleh
___________________________
PS: Adik sayang Mas..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar