Intensitas atau frekuensi seksual mulai redup dialami sebagian besar pasangan. Kabar baiknya, masalah-masalah seksual dalam pernikahan sering kali bisa diatasi. Berikut adalah beberapa petunjuk mendiskusikan seks bersama pasangan, seperti dibeberkan Womansday.
Jangan bicarakan subjek seks di ranjang
Tepat sebelum atau sesudah berhubungan seks, ketika Anda berdua bugil, ini bukanlah waktu terbaik untuk menyampaikan ketidakpuasan aksi ranjang masing-masing.
Kamar tidur dan ranjang seharusnya menjadi tempat nyaman untuk berlindung, bukan tempat untuk saling menyampaikan keluhan. Pilihlah tempat menyenangkan tetapi netral, seperti restoran romantis bernuansa santai.
Merencanakan diskusi
Ada sesuatu yang bisa dikatakan spontanitas, namun mungkin ini bukan waktu yang tepat. Sampaikan keinginan Anda untuk ngobrol pada pasangan, sehingga Anda berdua punya cukup waktu untuk saling berbagi keluhan dan keinginan.
Nostalgia cerita lama
Kadang-kadang menyusuri kembali cerita nostalgia bisa menjuruskan percakapan Anda berdua menuju seks. Misalnya, Anda dapat mengatakan, "Ingat enggak kamu waktu kita biasa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berciuman? Aku rindu itu." Atau "Aku suka saat kamu memelukkku dari belakang. Itu membuatku merasa sangat diinginkan."
Dia tidak secara otomatis tahu bagaimana menyenangkan Anda
Disadari atau tidak, tubuh kita mengalami perubahan, misal akibat persalinan atau pertambahan usia. Pasangan tentu perlu menyesuaikan diri dengan perubahan ini.
Jika Anda tidak mengatakan kepada pasangan apa yang efektif merangsang tubuh, bagaimana ia memuaskan hasrat seks Anda? Anggap ini seperti memperbarui peta jalan baru untuk ia bisa menemukan kesenangan Anda.
Jangan memaki atau meremehkan
Anda tidak harus mengartikan untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. Meski kurang puas, sebaiknya diskusikan seks tanpa meremehkan usaha pasangan selama ini.
Jadi, daripada berkata, "Kita perlu bicara tentang kondisi suram kehidupan seks kita," lebih baik katakan, "Aku tahu kamu ingin aku merasa lebih baik, dan aku ingin kamu juga menikmati seks. Jadi, aku ingin bicara tentang bagaimana kita dapat membuat cerita seks menjadi lebih baik. Kamu mau kan?"
Membuat pernyataan tentang "Saya"
Sudut percakapan ini adalah Anda. Sebaiknya jangan katakan kesalahannya, tapi apa yang Anda inginkan. Jadi, daripada mengatakan, "Kamu tidak pernah memberiku foreplay yang cukup," lebih baik katakan, "Aku ingin sentuhan dan belaian lebih hebat sebelum kita menuju inti permainan."
Ingat ekspresi nonverbal
Anda mungkin telah menyiapkan kata-kata untuk disampaikan kepada pasangan, tapi ingat, masih ada gelagat, bahasa tubuh, dan nada suara untuk melancarkan segalanya. Hal tersebut juga turut mengomunikasikan perasaan Anda.
Jadi, pastikan Anda sudah rileks dan siap bicara tanpa halangan berupa kemarahan atau rasa frustrasi. Jika perlu, tarik napas dalam beberapa kali, duduk dekat dengannya, dan jangan menyilangkan lengan.
Simpan solusi, tapi juga terbuka dengan gagasan pasangan
Bolehlah Anda punya kebutuhan dan keinginan, tetapi Anda juga harus mendengarkan kemauan pasangan. Harus ditemukan cara untuk mendapatkan jalan tengah.
Bukan cuma obrolan satu kali
Berbicara tentang kehidupan seks bukanlah sesuatu yang ditandai sekali seumur hidup, melainkan diskusi berkelanjutan. Sebagian besar Anda menjadwalkan waktu untuk check-up kesehatan, merencanakan liburan, ataupun membuat rencana keuangan keluarga. Mengapa Anda tidak menyisihkan waktu untuk memeriksakan “kesehatan” seks bersama pasangan?
(ftr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar